Jakarta | Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA., memaparkan strategi penguatan sumber daya manusia (SDM) amil lembaga zakat dalam Stadium General Penerima Beasiswa Filantrofi BAZNAS di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Selasa (8/10/2024).

Turut hadir, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, MA., Wakil Rektor II Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si., Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Phil. Sahiron, MA., Kaprodi Doktor Ahmad Rafiq S.Ag, M.Ag., Ph.D., serta sejumlah tamu undangan lainnya.

“Di era digital dan dinamika sosial ekonomi yang cepat berubah, amil tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian teknis dalam pengelolaan zakat, tetapi juga keterampilan dalam manajemen, teknologi, dan pelayanan publik yang optimal,” ujar Kiai Noor.

Menurut Kiai Noor, dalam konteks pengelolaan zakat di Indonesia, peran amil sangatlah penting. Mereka adalah ujung tombak dalam memastikan zakat dapat dikelola secara profesional, transparan, dan amanah, sehingga membawa manfaat yang optimal bagi mustahik dan kesejahteraan umat.

“Hal ini sesuai UU No 23 Tahun 2011 Pasal 3 bahwa pengelolaan zakat yang efektif dan efisien dan menghadirkan manfaat untuk tujuan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan,” kata Kiai Noor.

Kiai Noor menambahkan, SDM amil yang unggul membuat pengelolaan zakat yang sesuai prinsip 3 Aman menjadi mudah terlaksana. Karenanya, penguatan SDM amil merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan.

“BAZNAS dalam menjalankan tugasnya menerapkan prinsip 3 Aman yakni Aman Syari, Aman Regulasi, dan Aman NKRI. Amil di BAZNAS dan LAZ perlu memahami dan menjalankan tugas sesuai prinsip syariah, memahami peraturan perundang-undangan tentang zakat, serta memahami bahwa zakat memiliki fungsi sosial yang luas, termasuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” ucap Kiai Noor.

Kiai Noor menegaskan, BAZNAS sebagai lembaga negara yang memiliki mandat untuk mengelola zakat, terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas amil.

“Melalui berbagai program pelatihan, sertifikasi, serta strategi-strategi pengembangan, kami yakin bahwa SDM amil yang unggul akan semakin memperkuat peran zakat sebagai instrumen pemberdayaan umat dan pengentasan kemiskinan,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Prof Sahiron M.Phil mengapresiasi kebijakan dan langkah strategis BAZNAS yang fokus memberdayakan dan mengembangkan SDM Amil Zakat di Indonesia.

“Yai Noor dan pimpinan BAZNAS telah membuat kebijakan benar, dengan mengamalkan karakter kepemimpinan Nabi _prophetic leadership_ dengan 3 ciri utama yang tertuang dalam Surah At Taubah,” katanya.

Pertama, berempati dan merasakan beban berat yang dialami umat dan berupaya meringankannya. Kedua, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi muzaki, mustahik, dan amil. Ketiga, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin, tidak bakhil untuk dirinya dan orang lain.

“Semoga kedepan lahir amilin dan amilat yang mampu mengaplikasikan sekaligus mengembangkan amanah dari Pak Ketua BAZNAS dan segenap pimpinan untuk gerakan zakat yang lebih maslahat dan berdampak baik bagi ummat,” pungkasnya.

By redaksi